Friday, January 25, 2008
mendoanku sayang mendoanku malang
Thursday, January 24, 2008
tak lagi bersama (tentang kita)
Monday, January 21, 2008
dia menghilang
Ya, hari yang berat! kemarin aku kehilangan seseorang yang berarti dalam hidupku.
Pacar?
Bukan, dia lebih berarti dari itu.
Sedih?
Banget! selama tiga tahun terakhir "Cahaya Illahi" yang terpancar dari jiwanya telah menuntunku untuk senantiasa Sujud pada Yang Esa. Dialah yang menjadi inspirasi dan motifasi dalam hidupku, seperti "petunjuk kosmis" yang menunjukkan bahwa aku berada di jalan yang benar dalam kehidupanku.
Kenapa terjadi?
Entahlah, terkadang kita berada dalam situasi yang yang sangat sulit untuk dipahami, terbelenggu oleh ruang dan waktu sehingga segalanya menjadi kacau dan misterius tanpa dapat kita kendalikan. ..............mungkin memang harus seperti itu.
Salah siapa?
Entahlah, yang pasti bukan salahnya karena dia berhak meraih kebahagiaan bagi dirinya. Mungkin salahku, tapi aku tak tahu di mana salahnya (seringkali orang salah tak menyadari kesalahannya kemudia mencari kambing hitam), mungkin hanya salah paham.
lalu?
Jika itu yang terbaik bagi semua, mungkin ada petunjuk kosmis yang lain. Manusia hanya punya hak untuk berusaha, soal hasil itu urusan Allah karena Dia lebih tahu yang terbaik bagi hambanya.
Jadi?
Berusaha tetap semangat dan trus berjuang.....!!!
Thursday, January 17, 2008
filsafat gerak
Sebelumnya saya mohon maaf kepada pemilik foto di samping ini karena saya memakainya di sini tanpa minta ijin terlebih dahulu. Tidak ada niat negatif, hanya saat melihat foto ini saya teringat bidadari kecil keluarga kami (adik saya almarhumah) yang sekarang lincah bermain di Surga sana bersama bidadari-bidadari dalam pengawasan Allah. Maaf jika tidak berkenan.
Maaf juga saya ucapkan kepada pengunjung blog ini yang hanya saya suguhi tulisan-tulisan orang lain; bukan dari saya pribadi, maklum lagi belajaran, pinginnya tulisan-tulisan tersebut biar jadi pemacu semangat untuk bisa nulis sendiri. Kali ini saya akan memposting tentang Shalat yang ditulis oleh Imam Musbikin dalam bukunya yang berjudul "Rahasia Shalat Bagi Penyembuhan Fisik Dan Psikis".
Shalat sering dipandang hanya dalam bentuk formal ritual, mulai dari takbir, ruku' dan salam, sebuah gerakan-gerakan fisik yang terkait erat dengan tatanan fiqih. Padahal bila kita mau merenung sejenak, di dalamnya terdapat simbol hikmah yang dapat kita ambil dari postur, irama dan gerak ritmik tubuh ketika kita shalat. Mulai dari berdiri, mengucapkan takbir, ruku', menunduk, sujud hingga terakhir salam. Semuanya menjadi simbol atau perlambang dari siklus kehidupan (life cycling), yakni daur kehidupan yang dinamis.
Dalam shalat seseorang dituntutuntuk melakukan gerak fisik. Dalam hal gerakan ini kita melihat adanya isyarat dari simbol-simbol yang terkandung dalam shalat, yaitu filsafat gerak. Seorang pribadi muslim harus bergerak dinamis, karena tidak selamanya hidup ini akan qiyam, 'berdiri', sebagai perlambang kejayaan (dewasa).
Manusia tidak selamanya muda, berjaya dan berdiri kuat. Karena itu sesaat lagi kita harus ruku', sebagai simbol adanya saat-saat manusia mulai rapuh, umur setengah baya. tak lama kemudian, kita pun harus sujud. Hal ini pertanda manusia memasuki masa manula, tua reta, simbol kelemahan, penghujung perjalanan kehidupan dan akhirnya mau tidak mau, manusia harus mengakhiri perjalanan pendek kehidupannya dengan mengucapkan salam -- seakan-akan melambangkan akhir kehidupan itu sendiri.
Shalat haruslah ditutup dengan salam, seakan-akan bukan hanya mengisyaratkan bahwa seorang muslim seharusnya mencintai kedamaian, menyebarkan keselamatan ke arah kanan dan kiri (sekitarnya), tapi juga memberikan isyarat hidup ini haruslah berakhir dengan hati yang damai (qalbu salim). Hati yang salim adalah hati yang merdeka, tidak lagi terpenjara oleh urusan duniawi.
Shalat sebagai bentuk ritual, seakan-akan menggugah hati kita bersama. Bila menyembah Allah SWT saja harus dengan gerak, apalagi hidup seorang muslim tentunya dalam kondisi dan situasi apapun harus gerak pula. Sehingga dari sini memantulkan dinamika hidup. Dengan kata lain, seakan-akan tidak ada tempat bagi seorang muslim yang 'jumud', statis dan terbelenggu dalam sikap apatisme. Karena itu, bila ada shalat tanpa (hanya sedikit) gerak, dia berdiri kemudian salam, maka itulah dinamakan shalat mayit. Hal ini menjadi sebuah perlambang bahwa pribadi yang setatis -- tidak ada kreativitas gerak -- sesungguhnya sedang berada dalam kematian. "Static condition means death". kata Muhammad Iqbal.
Manusia yang mengaku beriman saja, tidaklah sempurna keislamannya, bila tidak diikuti oleh manifestasi dalam bentuk dinamika amal shaleh. Mengaku Islam, bukan hanya dzikir dan diam di dalam Masjid, tapi harus diikuti pula nalar pikir menguak keajaiban hikmah Illahiyah, kemudian diterjemahkan dalam bentuk atau gerak yang realistik, yakni gerak prestasi hidup. Dari simbol ini, tampaklah jelas bahwa tiap muslim adalah tipikal manusia dinamis, yang bergerak terus maju, tak mau diam, selalu saja ingin berbuat sesuatu yang positif. Berpikir positif, berilmu positif dan akhirnya membuahkan karya yang positif pula.
Shalat juga menunjukkan sikap untuk tegak berdiri menapaki kehidupan dunia nyata melalui prilaku yan jelas, terarah, dan memberikan pengaruh pada lingkungan. Sikap yang demikian, insya Allah akan menjadi upaya batin untuk mendapatkan kekuatan lahir, 'manundukan dunia' (bukan sebaliknya malah ditundukkan dan dikuasai oleh dunia), serta mampu menampilkan diri sebagai Khalifah (wakil) Allah di muka bumi ini dengan baik.
Shalat adalah awal dari kesiapan kita untuk menerima amanah maha berat. Bagi orang yang memahami makna shalat, sesungguhnya ia akan mengejar waktu amanat tersebut, karena dengan shalat, dia menpunyai kekuatan untuk hidup melaksanakan amanat Allah; mengulurkan tangan bagi mereka yang membutuhkan pertolongan dan mengangkat derajat mereka dari kegelapan. Karena itu, wajarlah, melalui shalat ini dalam diri mereka akan muncul sikap optimis yang luar biasa.
Wednesday, January 16, 2008
tentang kita (serpihan bintang)
Saturday, January 12, 2008
filosofi rokok
Tuesday, January 8, 2008
serpihan bintang
tentang jiwa yang belajar terbang
tentang setetes misteri Illahi
pejamkan matamu,
hiruplah udara pagi sedalam yang kau mampu,
rasakan.....
betapa segarnya alam menyatu raga
mencuci segala noda di hati dan otak
hembuskan.....
perlahan bukalah matamu,
lihatlah.....
betapa indahnya alam ini
betapa Allah Maha Pengasih dan Penyayang
sehingga Ia hadir di setiap denyut jantung kita
di setiap belaian udara
di setiap hijaunya dedauanan
di mana pun kita berada
(tak perlu ada yang ditakutkan, karena kita tak pernah sendiri)
misteri Illahi,
....... telah mengecup lembut bibirku untuk tersungkur lebur dalam serpihan bintang.
aku pada-Mu, sujud....
'on,Jan'08
Sunday, January 6, 2008
VISI (Sight Culturing)
- Dudukalah bersila atau di atas kursi, menghadap lilin yang sudah dinyalakan.
- Menatap cahaya lilin terus-menerus. Apabila mata berkedip, dibuka kembali segera. Usahakan sampai mata terasa pedih, perih dan air mata pun mulai mengalir. Biarkan mengalir, jangan di hapus. Begitu Anda menghapus air mata, dengan tidak sengaja Anda memijat otot-otot sekitar mata dan air mata pun akan berhenti. Lakukan selama 3-30 menit, sesuai dengan waktu yang ada.
- Setelah air mata sudah mengalir banyak, atau mata sudah terasa pedih/perih, pejamkan mata pelan-pelan dan duduk diam sampai rasa sakit hilang. Pada saat ini, rasakan kelegaan.
- Dengan mata tertutup, bayangkan cahaya lilin berada di tengah-tengah kedua alis mata Anda. Bayangkan adanya cahaya yang terang di ini. Pindahkan cahaya yang terang itu ke mata, telinga, pipi, hidung, mulut, dan leher.
- Dari leher, turunkan cahaya itu ke bawah, sampai ke dada. Sekarang rasakan cahaya ini. Cahaya ini akan memberikan rangsangan kepada jantung Anda dan dengan sedikit upaya saja, Anda akan merasakan Kasih dalam diri Anda. Apabila belum/tidak terasa, bayangkan wajah seseorang yang paling Anda cintai dan Anda akan mulai merasakan Kasih. Apabila masih juga belum terasa, ulangi beberapa kali dalam hati, "kasih", "kasih", "kasih".
- Sekarang Cahaya Kasih ini akan disebarkan ke pundak kanan, lengan, tangan dan pundak kiri, lengan, tangan. Selanjutnya ke perut, bagian bawah tubuh Anda, sampai kaki.
- Rasakan seluruh tubuh Anda bermandian di bawah pancuran Kasih. Kasih mengisi seluruh badan Anda. Anda tidak dapat membendung lagi dan Energi Kasih ini mulai meluap ke luar dan mengisi seluruh ruangan di mana Anda berada.
- Selanjutnya sebarkan Energi Kasih ini ke seluruh rumah Anda. Kirim ke tempat kerja Anda dan tempat-tempat lainnya.
- Niatkan juga bahwa Anda sedang mengirimkan Bingkisan Kasih ini kepada para sahabat Anda, mereka yang Anda cintai.
- Namun jangan lupa kirimkan kepada mereka yang selama ini Anda anggap sebagai musuh Anda. Ucapkan dalam hati, "Aku tengah berupaya memahamimu. terimalah Bingkisan Kasih ini. Ma'af aku, mari kita bersahabat". Anda akan merasakan betapa efektifnya latihan ini, setelah esok harinya melihat senyuman nyata pada bibir mereka yang selama ini Anda anggap musuh Anda. Cobalah cara yang sederhana ini untuk melenyapkan permusuhan.
- Sebarkan juga ke seluruh Indonesia, dengan membayangkan peta Indonesia-selanjutnya juga ke seluruh dunia.
- Setelah selesai, berbaringlah untuk 1-3 menit dan pelan-pelan kembali ke posisi duduk dengan mata tetap tertutup. Mata du buka pelan-pelan setelah beberapa saat.
CATATAN: Apabila Anda tidak dapat membayangkan cahaya, cukup dengan memindahkan kesadaran Anda kebagian-bagian tubuh tersebut. Apabila itu pun susah, hanya diniatkan, atau bahkan Anda dapat meletakkan tangan Anda. Jangan merasa tidak berhasil, apabila Anda tidak dapat memvisualisasikan sesuatu. Untuk Anda ketahui: tidak setiap orang dapat melakukan visualisasi. Visualisasi hanya merupakan suatu sarana. Anda bisa menggunakan sarana yang lain.
(dicopy dari buku "SENI MEMBERDAYA DIRI Meditasi & Reiki untuk Manajemen Stres & Kesehatan Rohani dan Jasmani" oleh Anand Krishna)
on,Jan'08