Thursday, August 28, 2008

God Spot (tempat iman dalam otak)

Pada tahun 1997 lalu, Prof. Vilyanur Ramachandran, ahli saraf berdarah India, bersama timnya dari Universitas California di San Diego Amerika Serikat, mengumumkan penemuannya mengenai God Spot pada otak manusia. Penemuan ini setidaknya juga telah memperkuat penelitian serupa pada tahun 1990 yg telah dilakukan oleh Dr. Michael Peringer, neuro-psikolog dari Kanada. Dia pun telah berhasil membuktikan tentang lokus bagi spiritualitas atau "titik Tuhan" pada bagian otak manusia, yaitu bagian otak yg merespons ajaran moral keagamaan dalam lobus temporal atau sekitar pelipis seseorang.
Pada awalnya, proses penemuan God Spot ini sedikit dramatis. Awalnya titik itu hanya ditemukan pada penderita epelipsi/ayan, ketika mereka sedang terserang oleh penyakit tersebut. Saat itu mereka sedang mengalami halusinasi, & setelah sadar, pengalaman itu dihubungkan dengan pengalaman menyenangkan & cenderung mengarah ke pengalaman mistis yg dalam & kuat. Seorang pasien menyeritakan bahwa ia seperti menemukan "sesuatu yg terang, yg mempesona seperti kristal". Pasien lain juga mengalami "perasaan terhanyut yg mempesona, sehingga semua hal di sekitarnya seperti sirna".
Ramachandran & timnya kemudian melanjutkan eksperimennya dengan memeriksa gelombang otak penderita itu saat mereka mengalami gangguan, dengan memasang sensor di bagian dahi & memonitornya melalui layar komputer. Di sana, para ahli tersebut menemukan bahwa pada saat mereka mengalami gangguan, muncul pancaran gelombang yg kuat dari satu titik di lobus temporal bagian otak yg berada persis di belakang tulang dahi. Ketika daerah itu diberi dengan rangsangan magnetis, hasilnya sangat mencengangkan karena daerah tersebut berkaitan juga dengan beragam pengalaman mistis, pengalaman terlepasnya ruh dari tubuh, pengalaman masa lalu, & pengalaman UFO. Para penetili juga menemukan bahwa daerah itu juga berkaitan dengan kegiatan perdukunan, termasuk pula aktivitas ketika terangsang oleh tetabuhan ritmis dalam upacara keagamaan.
Tidak hanya itu. Penyelidikan diteruskan pada sejumlah sukarelawan yg sehat. Ketika mereka khusyuk dalam renungan tentang Tuhan & hal2 yg berkaitan dengan-Nya, para ahli menemukan pancaran yg sama & di tempat yg sama pula pada mereka yg menderita epelipsi itu. Menurut Ramachandran & timnya, rupa2nya ada jalur khusus saraf yg berhubungan dengan agama & pengalaman religius.
Sebagaimana pengalaman Erich Fromm sebelumnya, aktivitas khusus lobus temporal itu menjadi bukti bahwa beragama, atau lebih tepatnya relegiositas, memang sudah menyatu dengan diri manusia. Manusia tidak bisa menghilangkan sifat relegiositasnya, walaupun--mungkin saja-- ia tidak menganut agama formal (agama institutional).
Penamua God Spot atau bagian otak yg bertanggung jawab terhadap respons2 spiritual & mistis manusia ini, setidaknya mengingatkan kita akan informasi dari Al-Qur'an perihal Nabi Ibrahim yg hanif, yg tidak menganut agama formal, namun memiliki religiositas yg tinggi. Jadi, salah satu titik temu kemanusiaan adalah religiositas itu ada pada semua manusia & sudah hardwired (terpatri) dalam otak masing2 manusia.
Penemuan ini sejalan pula dengan penjelasan Al-Qur'an tentang fitrah manusia, yakni bahwa Allah telah menciptakan manusia dalam keadaan memiliki potensi untuk mengenal-Nya & memenuhi tuntunan2-Nya. Rupa2nya, naluri ber-Tuhan pada manusia tidak hanya bersifat konseptual normatif, tetapi juga teknis konkret. Untuk mengenal Tuhan, manusia tidak hanya diberi software berupa ajaran2 agama, tetapi juga hardware, dalam hal ini lobus temporal otak. Perangkat keras ketuhanan itu akan berfungsi secara lebih baik bila perangkat lunaknya juga dihidupkan.
Setidak2nya, terdapat empat bukti penelitihan yg memperkuat dugaan adanya potensi spiritual & hardware Tuhan dalam otak manusia:
Pertama, osilasi 40Hz yg ditemukan oleh Denis Pare & Rudolpho Llinas, yg kemudian dikembangkan menjadi spiritual intelligence oleh Danah Zohar & Ian Marshal.
Kedua, alam bawah sadar kognitif yg ditemukan oleh Joseph deLoux & kemudian dikembangkan menjadi emotional intelligence oleh Daniel Goleman serta Robert Cooper dengan konsep suara hati.
Ketiga, God Spot pada lobus temporal yg ditemukan oleh Michael Persinger & Vilynur Ramachandan.
Keempat, somatic marker (penanda somatis) oleh antonio Damasio.
(dari buku "Melogikakan Rukun Islam" penulis Imam Musbikin)

Monday, August 25, 2008

only the like knows the like

Menurut Sa'di (mistis sufi):
Lihatlah tujuantertinggi hidup manusia: Meraih suatu keadaan di mana tak ada lagi yg terlihat, kecuali Allah.
.......................... saya termenung lama setelah membaca kata2 itu dalam buku "Psikologi Sufi" penulis Dr. Javad Nurbakhsy. Buku yg membahas tahap2 perkembangan jiwa manusia, mulai dari tingkat sifat2 kebendaan sampai kepada tingkat kesadaran batin terdalam.
Para mistis sufi memang unik, bahkan cenderung "gila". Mereka seakan larut dalam dunianya sendiri, seperti orang gila yg cuek bebek dengan lingkungan sekitarnya yg tak tahu dengan kehidupan yg ia jalani.
Dalam buku ini ada sebuah "pintu" yg terbuka bagi kita yg mau mencoba mengenal mereka. "pintu" itu ialah "Prinsip & tatacara untuk membaca naskah/buku2 mistik (sufi)" yg terdiri dari:
Pertama, perlu diketahui bahwa para sufi, sebagaimana pandangan mistik yg lain, memiliki konsep tentang dunia yg berbeda dengan ilmu pengetahuan modern. Ilmu pengetahuan modern menganggap dunia yg dapat dikaji manusia seacara valid hanyalah realitas yg objektif, yg berarti dunia materi. Meskipun keberadaan realitas non-materi tidak memiliki ketegasan, apakah realitas spiritual itu merupakan sesuatu yg ada dalam dirinya ataukah hanya 'sisi dalam' dari dunia mareti.
Sedangkan para sufi dengan tegas menganggap bahwa hakikat Realitas bersifat spiritual, karena segala sesuatu berasal dari Tuha, & Tuhan adalah wujud spiritual. Realitas juga memiliki tingkatan2 yg bersifat hierarkis: yg tertinggi adalah 'alam Lahut' (wilayahdi mana hanya Dzat Allah yg ada); 'alam Jabarut' (wil. Kekuasaan Allah); 'alam Malakut'/Langit Spiritual yg dihuni oleh para maikat; 'Arsy' yg merupakan batas wil. Kesatuan & Keragaman; 'alam Nasut'/dunia manusia; serta 'alam materi'/benda2 mati. Dengan demikian dunia materi hanyalah salah satu bagian Realitas, yg berderajad paling rendah.
Kedua, para sufi juga menganggap bahwa 'diri' manusia memiliki lapisan2 yg pararel dengan Realitas alam raya. Kita tidak hanya akan berjumpa dengan istilah mikrokosmos & makrokosmoa, yg menggambarkan bahwa diri manusia adalah miniatur alam raya; melainkan juga istilah mikro-antropos & makro-antropos, dari Ibnu Arabi, yg berarti bahwa alam raya sebenarnya merupakan tiruan dalam bentuk raksasa dari struktur diri manusia. Di dalam diri anusia terdapat lapisan fisikal (sifat kebendaan) yg berada di alam materi; nafs yg setara dengan alam Nasut; lapis Qalb yg sejajar dengan Arsy; lapis Ruh yg setingkat dengan alam Malakut; lapis Kesadaran Batin, Sirr/Khafi yg berada pada tingkat alam Jabarut; serta lapis Kesadaran Batin Terdalam (Akhafa) yg berada pd tingkat alam Lahut.
Ketiga, di dalam konsep Sufi juga terdapat berbagai realitas & wujud spiritual yg berinteraksi serta memberi pengaruh kepada kondisi jiwa manusia, seperti mukjizat, bantuan malaikat, godaan setan, atau gangguan jin, yg bukan hanya tidak terdapat dalam, namun juga tidak mungkin diterima oleh, psikologi modern/ilmu pengetahuan modern.
Keempat, dalam perspektif mistikisme secara umum, dan juga bagi para Sufi, terdapat kaidah yg mengatakan:'hanya yg sama bisa saling mengetahui' (only the like knows the like), yg mengacu kepada kesejajaran antara aspek2 di dalam diri manusia dengan lapisan2 alam raya di atas. Yaitu bahwa masing2 lapisan alam raya hanya dapat diketahui oleh manusia melalui aspek2 di dalam dirinya yg sejajar dengan lapisan2 tersebut. Indera fisikal manusia hanya dapat mengetahui lapisan alam materi, nafs manusia hanya bisa menjangkau alam Nasut dst.
Kelima, kaidah di atas menjadikan sebuah naskah (atau pembicaraan) mistik hanya bisa dipahami oleh para mistikus--orang yg telah, sedang, akam, atau ingin, menekuni kehidupan mistis. Dunia sufi adalah dunia spiritual, yg tidak dapat diperbincangkan secara diskursif karena tidak memiliki acuan kongkret.
Filsafat, misalnya, meskipun bersifat spekulatif namun masih memiliki acuan kongkret berupa konsep & ide yg dapat, & memang harus, dibatasi atau didefinisikan. Sedangkan objek bahasan spiritual adalah Realitas dalam berbagai levelnya, yg hanya dapat diungkapkan secara simbolis, dengan menggunakan perlambang yg tidak memiliki kepastian definitif & eksak. Perlambang ini hanya bisa dipahami oleh orang2 yg memang sudah mengereti persoalan yg diperlambangkan atau sisimbolkan.
Sebagai contoh, kalau anda harus menjawab pertanyaan bagaimana rasa buah mangga. Jawaban yg paling tepat, barangkali adalah "rasanya seperti mangga". Kalaupun harus dijelaskan, mungkin anda akan memilih ungkapan "rasanya segar-manis-asam". Ternyata si penanya, meski belum pernah makan mangga tapi sudah pernah makan buah jeruk, & meminta penegasan apakah rasa mangga seperti rasa jeruk. Tentu anda akan menjawab "tidak", meskipun anda tidak mungkin mengingkari bahwa rasa buah jeruk juga "segar-manis-asam". Tetapi keduanya memang berbeda, & perbedaan ini hanya ada satu cara untuk memahami: yaitu merasakan sendiri.
Keenam, sebagai lanjutan dari poin keempat, dalam perspektif spiritual pengetahuan merupakan fungsi wujud: 'mengetahui adalah menjadi' (to know is to be). Perlu diingat juga bahwa, meskipun aspek2 di dalam diri manusia itu sudah ada sejak lahir, namun sebagian besar masih bersifat laten, atau berupa potensi. Dan hampir semua manusia--dengan sedikit pengecualian pada para nabi & rasul--secara alami akan berada pada tingkat sifat2 kebendaan, yg hanya dapat menjangkau alam materi. Sehingga untuk dapat mengetahui lapisan2 alam yg lebih tinggi, ia perlu menghidupkan inderanya yg lain, yaitu aspek2 dirinya yg lebih tinggi.
Ketujuh, dalam tahap yg lebih serius, meskipun tidak mutlak, dianjurkan anda memiliki 'pembimbing' atau 'kawan dialog' yg lebih berpengalaman dalam persoalam ini (dalam arti luas bisa berarti orang atau buku). Sebab banyak kasus, tidak jarang terjadi kesulitan teknis dalam kaitan dengan terminologi yg digunakan, apalagi dalam naskah2 terjemahan.
Misal, istilah Arab qalb, (inggris hearth), dalam bahasa Indonesia menjadi bermakna ganda: secara fisik berarti 'jantung' sedangkan secara spiritual bermakna 'hati'. Ketika istilah ini digunakan dalam rujukan silang, secara fisik sekaligus spiritual, agak repot untuk menerjemahkan. Karena itu perlu lebih cermat dalam membaca. Demikian juga dengan istilah nafs, nafsu, napas, jiwa, akal, ruh, Tuhan, Ketuhan, Ilahi, dan masih banyak lagi yg lain, yg hanya bisa dimengerti dalam arti 'dirasakan' ketimbang dipahami dalam arti deskriptif-definitif.
Kedelapan, terdapat semacam etika praktis yg banyak dianjurkan oleh para penulis mistik, lepada para pembacanya, ygmungkin perlu diperhatikan, di dalam menghadapi suatu naskah mistik:
1) Bacalah naskah tersebut dari awal hingga akhir untuk mengetahui identitas buku tersebut, baik secara internal maupun eksternal.
2) Ulangi lagi lebih teliti & mendalam, guna mengetahui pembahsan lebih mendalam.
3) Simpanlah naskah tersebut dengan baik & hati2. Di sini kita mulai diarahkan kepada sikap batin yg serius & khidmat, untuk lebih memperhatikan kesadaran. Bahwa yg kita kaji adalah persoalan yg memerlukan perhatian & perlakuan khusus, tidak sama dengan mempelajari pengetahuan yg lain.
4) Jangan membicarakan persolan naskah tersebut, kecuali dengan mereka2 yg memiliki minat sama. Lebih jauh lagi, kita didorong untuk menghayati proses pengetahuan kita. Sebab yg kita pelajari bukanlah sesuatu yg begitu saja dapat kita perbincangkan dengan orang lain. Dan juga untuk menghindari agar tidak berbicara kepada orang yg salah, yg mungkin mendebat atauu bahkan mengejek, yg akan memberikan pengaruh spikologis kurang baik. Bukan berarti persoalan ini tidak berani diperdebatkan, namun kita memiliki aturan main yg berbeda.
5) Ulangi membaca naskah tersebut setiap kali ada kesempatan, tanpa harus urut dari depan. Poin ini menggarisbawahi pernyataan di atas, bahwa mengetahui adalah menjadi. Mempelajari Sufi, berarti belajar menjadi seorang Sufi. Dan ini adalah sebuah proses panjang, yg berjalan secara bertahap, seumur hidup, atau selama kita masih menghendaki.
Demikianlah untuk bisa mengikuti pembahsan suatu naskah mistik (sufi), kita perlu memiliki bahan2 awal sebagai dasar. Anda tidak akan dapat banyak menangkap kajian buku2/naskah mistik jika sama sekali belum memiliki informasi apa pun mengenai Sufisme atau mistisisme secara umum. Dalam membaca buku2 mistik, anda hanya akan dapa mengikuti pembahasan sejauh kapasitas sarana pemahaman yg amda persiapkan.
(penyunting: Tim Pyramedia)

Thursday, August 14, 2008

MERDEKA...!!!

Biasa, setiap memasuki bulan Agustus kata "merdeka" terucap di mana2, mulai dari anak2 TK, para pejabat, sampai TV & radio semua berteriak "merdeka!" Secara sederhana, kata "merdeka" dapat diartikan sebagai "bebas dari penjajahan pihak lain".
Seperti orang latah, ringtone HP inyong pun berganti, dari "Ayat Kursi" (yg sering dianggap oleh temen2 sok religius tapi selalu ku jawab "untuk terapi ruqiah" hehehe...) berganti "proklamasi" yg dibacakan oleh Bung Karno. Entah kenapa, kata :merdeka" yg diucapkan Bung Karno lebih "terasa!!".Lebih bikin merinding dibandingkan kata "merdeka" yg diucapkan oleh orang lain. Apakah karena Bung Karno adalah orang yg telah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Mungkin, tapi bukan hanya karena itu, ada "rasa" dalam hati "Sepertinya kemerdekaan itu hanya terjadi pada saat Bung Karno membacakan Proklamasi & beberapa saat setelah itu. Selanjutnya kemerdekaam luntur secara perlahan namun pasti seiring dengan berubahnya bentuk penjajahan".
Selasa malam kemarin, tiba2 ada satu tanya yg melompat dari tanya2 yg berjubel di kepala, "..........Btw,benarkah kita sudah merdeka?" SMS inyong nylonong di "Bentomania", acara radio Bchy-FM yg memutar lagu2nya Bang Iwan Fals yg saat itu DJ-nya Dina Amalia. "..........terserah anda melihatnya dari sisi yg mana....." jawab Dina. Wou...... cukup bijaksana. Dari jawaban itu dapat dikatakan ada sisi/sudut pandang yg menganggap bahwa kita belum merdeka. Dar sisi yg mana? sayang sekali Dina ga menjelaskan, tapi jawaban tadi udah cukup keren!!
Tadi siang kubaca koran SM edisi minggu 1008'08 (koran minggu dibaca kamis? Ya. Koran bekas! maklum, inyong termasuk orang2 yg hidup dari sisa2 orang2 kapitalis. Tapi tetap bersyukur & optimis, lagipula koran kadaluwarsa ga akan meracuni jiwa&raga hehehe.... Siapa tahu dari barang bekas tersebut dapat tercipta ramuan untuk meracuni orang2 kapitalis. HALAAAHHHH..!!! kok ngelantur ga karuan!). Di koran itu dimuat petikan perbincangan dengan Direktur Eksekutif Reform Institute, Dr Yudi Latif, pengamat sosial politik dari kalangan muda yg sedang naik daun. Berikut petikan wawancara tersebut:
"Menurut Anda apakah bangsa ini sudah benar2 merdeka?
Apakah kita masih cukup percaya diri menganggap bangsa ini merdeka & mampu keluar dari jebakan penjajahan model baru? Apakah kita punya kedaulatan penuh untuk lepas dari kepentingan modal internasional dalam hal mengelola sumber daya mineral, hutan, dan laut?
Padahal dalam UUD 45, UUd RIS, UUDS 1950-pasal2 yg menyangkut kekayaan alam kita tetap dipertahankan dari ancaman "penjajahan" & kekayaan alam kita fokuskan untuk kemakmuran rakyat. Sekarang kita banyak keluhan, karena ternyata yg menjadi hajat hidup orang banyak atau basic need telah mengalami penetrasi korporasi internasional, yg masuk melalui sebuah undang2. Kita tidak punya kedaulatan untuk menentukan sistem kontrak karya yg adil dalam bidang minyak & gas, serta kekayaan mineral lain.
Yg juga menjadi kesedihan bersama, kian sulit akses pendidikan bermutu bagi rakyat. Biaya untuk masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) besar karena seolah mengalami privatisasi. PTN saat ini telah memberikan keistimewaan bagi orang2 berduit, menggeser kesempatan oran2 pandai dari pedesaan.
Dari berbagai hal di atasmenunjukkan kita masih punya problem soal kemakmuran, kesejahteraan, & keadilan. Karena itu bisa dikatakan, secara subtantif kita belum merdeka. Kita masih dibelenggu penjajahan akibat mentalitas elit kkita yg sakit. Negara & elit lebih menjadi pelayan kepentingan perseorangan yg kuat sumber dayanya, sehingga prioritas pembangunan tidak menyentuh kepentingan raknyat banyak."
Abdul Djamil di kolom "Gayeng Semarang" SM edisi yg lebih kadaluwarsa (mungkin edisi tahun lalu tapi sudah kukliping) menulis:
".......Bagi Angkatan '45, merdeka adalah segala2nya, sesuatu yg telah ditebus dengan darah & air mata, sedangkan anak muda menilai kemerdekaan hanya identik dengan tirakatan, panjat pinang, & upacara bendera.
.......Kemampuan berkompetisi kita menduduki rangking 59....... Performa ekonomi, efisiensi pemerintahan, infrasetruktur dll. rupanya menjadi biang kerok posisi bangsa ini di tengah2 bangsa lain. Apakah kita hanya menonjol dalam soal pemasok TKW terus menerus?
.......kata2 proklamator kita pun terngiang kembali. "Jangan2 kita ini menjadi negara kuli & kuli bagi bangsa lain".
Setelah merdeka lalu apa? apakah ungkapan kuno yg itu menyinggung perasaan seolah kita tak berbuat apa2? Ya memang ga ada apa2 kecuwali hanyut dalam hisuk pikuk euforia ideolagi mulai dari kemengan mengusir penjajah, menumbangkan orde lama, mengganti dengan orde baru & mengubahnya menjadi orde reformasi, tetapi bangsa ini tetap saja begitu2 saja......."
Pak Retmono di kolom yg sama juga menyikapi kemerdekaan dengan bijaksana & ajakan yg luhur. "Menjelang ulang tahun proklamasi kemerdekaan ini, mari kita mereflesikan kembali sudahkah cita2 proklamasi dari para founding fathers kita tercapai, atau masihkah kita harus membangun kembali pandangan kita mengenai kesejahteraan materiil & spiritual seluruh rakyat Indonesia? Apa yg akan kita wariskan kepada anak cucu kita? Semoga mereka akan mewarisi semangat pendahulu2 mereka yg selalu sepi ing pamrih rame ing gawe."
Wahid Romadlon di kolom "gagasan" juga mengungkaplan kegelisahannya:
"Puncaknya pada malam 17 Agustus diadakan tirakatan. Tapi sayangnya masih banyak tirakatan yg digelar jauh dari makna syukur atas anugerah kemerdekaan.
Misal, menggelar dangdutan dengan menghadirkan penyanyi "menor & hot" bergoyang mengumbar aurat. Berjoget & "ndoyong" sampai llupa diri, main judi sembari minum miras sampai pagi dll. Sungguh ironis kalau memperingati hari kemerdekaan masih kental mengadopsi budaya barat yg "menggelontor" tak terfilter.
Makna "kemerdekaan hakiki" tak mereka dapatkan, meski "kebebasan" lahiriah terpenuhi. Bahkan sebaliknya, mereka masih terbelenggu & terpasung dari jerat nafsu. Berpikir & berperilaku syaitaniyah yg senantiasa menghalangi kedekatan kepada Tuhan YME.
Di bumi persada Nusantara ini, sebenarnya masih dituntut memiliki tanggung jawab sosial. Memperbaiki hidup & kehidupan sesuai harapan & cita2 para pahlawan. yaitu mewujudkan masyarakat yg tata tentrem kerta raharja."
........................masih banyak lagi orang2 yg mencoba memaknai kemerdekaan dengan sesuatu yg benar2 bermakna, dengan bercermin, koreksi diri & memperbaiki diri. Namun, masih teramat banyak orang2 yg masabodoh dengan semua itu sehingga tetap PeDe sebagi koruptor & pemabuk!!
Orang tua selalu menyalahkan anak muda yg bobrok karena narkoba, sementara anak muda yg dalam keadaan mabuk menghujat oarang tua yg korup & gila kekuasaan. Yg tua seperti pahlawan kesiangan yg muda seperti selebritis dadakan!! inyong jadi teringat syair di salah satu lagunya Ahmad Dhani: "Bangsat2 bertopeng anak bangsa...... Yg tua korup yg muda mabuk, Merdeka!!!"

Monday, August 11, 2008

khamar (minuman keras)


Definisi
Khamar adalah minuman yg dibuat dengan cara meragi biji2an & buah2an, mengubah gula yg terkandung dalam biji&buah tersebut menjadi alkohol dengan perantara beberapa organisme yg punya kemampuan mengeluarkan zat2 tertentu yg eksistensinya dianggap mutlak dalam proses peragian (fermentasi).
Dinamakan khamar karena menghilangkan akal & manutupi pikiran peminumnya (khamar = menghilangkan & menutupi). Atau karena zat pembuat khamar dibarkan hingga meragi (takhammara = meragi). Atau karena khamar mengacaukan akal (tukhamaria = mengacaukan).
Beberapa Manfaat yg Dinisbatkan pada Khamar (On: anggapan salah/bodoh)
Ada beberapa orang menganggap khamar dapat merangsang pencernaan (On: menambah nafsu makan) & menambah darah. Padahal, alkohol dalam khamar melemahkan aktivitas sel2 saraf, sehingga sel saraf tidak bisa beraktivitas sama sekali. Khamar tidak merangsang pencernaan seperti yg disangka banyak orang bodoh. Dalam buku2 kedokteran ditegaskan, bahwa alkohol tidak menyebabkan keluarnya getah lambung yg dinamis & efektif, tapi justru membantu mengeluarkan jumlah asam yg lebih banyak, menghalangi cairan yg dikeluarkan lambung, & menyebabkan kelemahan pada kelenjar2 lambung. Khamar juga membekukan lambung & pepsin dalam getak lambung. Di samping itu, khamar juga dapat menyebabkan mulut menjadi kering & mengalami kekurangan air liur.
Khamar tidak dapat menambah darah, tapi menyebabkan pelebaran yg signifikan pada pembuluh2 darah yg ada di permukaan tubuh, sehingga darah mengalir deras ke permukaan tubuh. sementara darah yg ada di dalam tubuh justru menjadi sedikit akibat pengerutan (mengalami kontriksi). Sirkulasi darah menjadi kacau.
Demikianlah, khamar menyebabkan gangguan pencernaan, menimbulkan muntah biasa hingga muntah darah, menjadikan lambung memuai, mengubah rasa dalam mulut, serta efek2 lain yg mengerikan.
Apakah khamar dapat menghangatkan & menghilangkan rasa dingin?
Para pemabuk menyangka bahwa khamar menghangatkan badan & menghilangkan rasa dingin. Apakah khamar memang bisa melakukan hal tersebut menurut ilmu kedokteran? Semua buku ilmu tentang zat menyebutkan, alkohol bila dioleskan pada kulit seseorang akan meyebabkan penurunan suhu tubuh secara dratis, karena alkohol sangat cepat menguap & dalam proses alami ini ia membutuhkan suhu panas. Untuk itu alkohol mengambil suhu panas ini dari tubuh sehingga alkohol justru mengurangi suhu panas tubuh.
Sedangkan penggunaan khamar dari dalam tubuh, menurut yg dikemukakan buku2 kedokteran , menyebabkan penurunan suhu badan. Penurunan ini disebabkan memuainya pembuluh2 darah yg ada di permukaan badan yg menyebabkan keluarnya panas dari dalam tubuh. Kalau demikian faktanya, dengan khayalan yg mana para peminum khamar hidup? Dan di lembah kebodohan mana mereka hidup? (On: dari kebodohan turuntemurun hehehee...).
Banyak orang bodoh menganggap khamar dapat dapat meningkatkan gairah seksual. (On: ada juga yg bilang minum khamar bisa meningkatkan keberanian/jadi PD!). Padahal, khamar sejatinya tidak memiliki pengaruh yg baik dari aspek ini. Adapun seseorang di tempat dansa yg gairah seksualnya makin terangsang setelah minum sedikit khamar, maka itu tidak disebabkan oleh pengaruh khamar terhadap organ reproduksinya. Tetapi, disebabkan oleh pengaruh khamar terhadap otak. Dan pengaruhnya pun hanya sampai pada kemampuan mengacaukan pertimbangan akal & menghilangkan perasaan malu, sehingga ia tidak merasa risih untuk menyetubuhi wanita/pasangan yg berdansa dengannya. (On: berarti orang2 yg minum khamar untuk meningkatkan keberania/ agar lebih PD sebenarnya untuk meningkatkan keBODOHannya??!!!!).
Ada fakta ilmiah yg sangat penting & wajib diketahui semua orang; biasanya peminum khamar akan mengalami disfungsi seksual & ejakulasi dini (gagal ereksi). Penyebabnya adalah reaksi keras pada pusat2 saraf tertinggi & terrendah dalam tubuh.
Orang2 bodoh mengklaim, mengkonsumsi miras (minuman keras/khamar) dalam takaran rendah tidak berpengaruh terhadap pikiran & tubuh mereka, padahal sebenarnya, miras merampas akal pikiran mereka & menggerogoti tubuh mereka seperti ulat menggerogoti kayu.
Miras punya pengaruh terhadap jaringan saraf. Pada mulanya miras memang merangsang saraf, tapi tidak lama kemudian, situasi berubah total. Pada akhirnya, miras mengacaukan & mendisfungsikan secara total. Dan karenanya, kematian pun menimpa peminumnya sebagai akibat langsung dari terhentinya aktivitas pusat2 kontrol di dalam tubuhnya.
Miras diserat dengan mudah dari lambung & usus. Miras sampai ke dalam sirkulasi darah tanpa berubah sedikit pun. Kemudian, miras didistribusikan ke seluruh jaringan & cairan tubuh. Hal ini menimbulkan pengaruh buruk terhadap tubuh & menjadikannya terserang penyakit2 berbahaya-seperti kelainan emosi seksual, penyakit pada organ reproduksi dll.
Bagaimana gambaran, sejauh mana racun miras masuk ke dalam saraf & berapa lama organ2 yg berhubungan dengan saraf berada di bawah pengaruh miras, Marinsko & Paulin mengatakan di harian kedokteran Inggris yg terbit 11 September 1920, bahwa alkohol masih bisa ditemukan pada jaringan saraf tulang belakang, delapan hari setelah minum. Dan ditemukan juga, bahwa alkohol dapat dipisahkan dari tubuh sekalipun tubuh manusia yg meminumnya telah membusuk. Ini merupakan bukti atas betapa dalamnya racun masuk ke dalam tubuh. (On: apakah jika setiap malam minggu seseorang minum miras berarti ia tidak pernah dalam keadaan "suci"???!!!!).
Orang dungu & bodoh adalah orang yg tetap mengkonsumsi khamar/miras, padahal dia telah mengetahui bahaya2nya!!!!
Pengaruh Miras Terhadap Keturunan
Pecandu miras melakukan tidakan kejahatan yg tidak terma'afkan terhadap anak cucunya. Karena, ia menyebabkan anak2 mereka terlahir dengan bentuk tubuh yg jelek & akhlak yg buruk, terutama sel2 saraf, tak terkecuali sperma. Penyakit2 yg disebabkan miras sampai kepada keturunan2nya lewat pembuahan sel telur, sehingga 'alaqah (bakal janin) pun menjadi sakit.
Miras merupakan salah satu faktor utama terjadinya keguguran. Hal ini dapat menyebabkan seorang ibu mengalami komplikasi2 berbahaya yg bisa membuat meninggal dunia.
Jika seorang bayi selamat dari kematian saat ia masih barupa janin di dalam rahim, itu tidak berarti ia telah terbebas dari bahaya2 miras yg disebabkan kedua orang tuanya. Sebaliknya, ia akan manuai busuk yg mereka tanam untuknya, serta menderita karena tekanan gangguan2 berbahaya 7 penyakit2 mematikan yg ingin mereka timpakan kepadanya. Anak ini akan menjadi orang menderita, yg tidak mengerjakan dosa & tidak minum racun. Satu2nya "dosa" yg dilakukannya adalah ia lahir dari dua orang tua yg tidak memiliki kebijaksanaan & pertimbangan, yg menzalimi diri mereka, yg membebani dengan dosa mereka, yg menyebabkan dia merasa sulitnya kehidupan, & menghadiahinya suatu musibah yg tidak bisa dia hindari.
Sesungguhnya orang paling bodoh & paling buruk pendapatnya sekalipun, tidak mau perbuat jahat terhadap anak2nya & mengaruskan mereka mengahdapi kesulitan2nya yg tidak sanggup mereka lawan.
MIras mempengaruhi produksi sperma seprang pria. Miras dapat merusak protoplasma sel2 reproduksi, sementara kromosom2nya mengandung bibit2 kelainan dari induk kepada keturunannya, baik terkait tubuh maupun jiwa. Dan ketika sperma seorang pria sampai pada sel telur wanita, ia akan manularinya, sehingga 'alaqah (bakal janin) pun tumbuh dengan mambawa benih kelemahan saraf, cacat fisik, & kerusakan akhlak. Sel telur juga dapat mengalami keadaan yg sama jika wanita tersebut peminum miras.
Lebih jelasnya, jika janin selamat dari kematian saat di dalam kandungan, maka ketika lahir ia akan terancam oleh bahaya2 penyakit yg ditimbulkan olah miras. Anak yg lahir akan menderita lemah saraf yg kronis, yg bisa mengantarkannya kepada kematian dalam waktu cepat. Atau dia akan menderita kelemahan saraf yg tidak menyebabkan kematiannya, namun membuatnya menderita kejang saraf & temperamental. dan anak itu akan memiliki tubuh yg rentan terhadap penyakit2 yg berbahaya.
Tidak menutup kemungkinan, penyakit saraf tersebut akan membuat penderitanya menjadi idiot. Farel (halaman 268) menyebutkan, penelitian pazula terbaru mengukuhkan kebenaran lama yg mengatakan bahwa miras berpengaruh terhadap lemahnya keturunan. Farel juga telah mengecek sensus yg pernah diadakan di Swis tahun 1900, ternyata ia mendapati 9000 orang idiot telah dikandung oleh ibu2 mereka pada dua musim miras; yaitu musim karnaval & musim anggur.
Farel menambahkan, statistik tersebut menyebutkan juga, banyak ibu yg mengandung bayi yg idiot di musim panen anggur di negara2 penghasilnya. Padahal, hampir tidak ada anak idiot yg dikandung di luar musim tersebut. Yg lebih mengagetkan, statistik itu juga mencatat jumlah kehamilan yg lebih sedikit pada dua musim tersebut.
Kebanyakkan anak dari pecandu miras menderita cacat fisik akibat pengaruh racun zat berbahaya dari miras. Disamping itu, mereka juga mewarisi perilaku2 ganjil yg biasa dimiliki para pecandu miras.
(dirangkum dari buku "Menguak Rahasia Ilmu Kedokteran dalam Al-Qu'an" oleh Dr. dr. H. Muhammad Washfi)
On: masihkah ada yg mo melirik miras???
inyong setuju dengan kata "BODOH" yg ditujukan ke pada peminum miras, karena jika mereka tikatakan "berani atau sangar!", mereka akan semakin lupa daratan & justru bangga dengan sebutan sangar/pemberani.