Friday, January 25, 2008

mendoanku sayang mendoanku malang

Namanya Paijo, bukan penduduk asli Cilacap namun sejak jatuh cinta pada mendoan selalu bangga memperkenalkan diri sebagai orang Cilacap. Tempe yang dilapisi tepung terigu kemudian digoreng "setengah matang" khas Cilacap atau Banyumas tersebut telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidupnya.
Tidak seperti biasanya, malam minggu ini ia tidak nongkrong di warung mendoan milik bu Entin yang sejak ia terdampar di Cilacap telah di klaimnya sebagai tongkrongan wajib sehabis maghrib. ia hanya genjrang-genjreng dengan gitar bolong tanpa sekata syair lagu di teras rumah kosong yang dijadikan markas oleh teman-temannya sebagai tempat menghabiskan sisa malam setelah aktifitas lain.
Tak lama ia genjrengan dengan gitar kusam sekusam wajahnya yang sedang dirundung duka, datang Endro dan Cuplis, penghuni setia markas rumah kosong yang mereka beri nama "CURHAT" karena ditempat itulah mereka saling berbagi tentang apa saja.
"Tumben Jo, biasanya jam segini U jadi satpam di warungnya bu Entin. Lagi gencatan senjata sama...... ,siapa Ndro namanya?".
"Iyem pelayan seksi, bro!".
"Hahaha..... akkakak akkk". Endro dan Cuplis tertawa bareng, sementara Paijo cuek bebek seakan terbiasa dengan cara bercanda teman-temannya.
Iyem adalah salah satu pembantu Achong, pemilik minimarket yang mulai menjamur di kota kecil ini dan telah menggusur warung kelontong dan mematikan pasar tradisional. Achong yang jelas tak semiskin Paijo ternyata mempunyai selera yang sama terhadap mendoan sehingga hampir setiap malam menyuruh Iyem untuk dibelikan mendoan di warung bu Entin yang tak jauh dari rumahnya. Seperti pepatah jawa bilang "witing tresna jalaran saka kulina and ora ana sing liya" akhirnya Iyem dan Paijo yang sering bertemu di warungnya bu Entin saling suka dan beberapa bulan yang lalu mereka memproklamirkan hubungan mereka sebagai sepasang kekasih.
Paijo meletakkan gitarnya. Dengan wajah serius ia mendekati kedua temannya. "Udah beberapa hari ini warung bu Entin tutup dan ini akan menjadi tragedi besar bagi Cilacap!".
"U terlalu banyak nonton TV yang akhir-akhir ini banyak menayangkan ramalan yang menggelikan. Jelas banget bahwa secara geografis negara ini gudangnya bencana, ga usah diramal aja yang namanya banjir, gempa dll. pasti terjadi di sini. Artis diramal ini-itu, padahal kehidupan artis dari dulu emang seperti itu; kawin-cerai, narkoba dll. Ga usah mengada-ada Jo, bilang aja subsidi protein yang terkandung di dalam tempe mendoan dari si Iyem bakal terhenti!".
"Hahaha..... akkaak kk.."Endro dan Cuplis kembali kompak tertawa.
"Ini bukan ramalan man, tapi fenomena! yang akan mengakibatkan hilangnya ciri khas suatu daerah jika tidak cepat ditanggulangi". Paijo berusaha meyakinkan kedua temannya".
"Langsung ke pokok masalah aja deh Jo! bahasamu kriting persis rambutmu". Cuplis mulai malas meladeni kata-kata Paijo.
"Begini man, mendoan akan punah dari bumi Cilacap".
"Wah! U jangan ngomong sembarangan. Inyong sebagai orang yang sejak lahir di sini tidak terima dengan ucapanmu yang tanpa dasar itu. Seluruh dunia tahu bahwa mendoan itu asli Cilacap dan pastinya akan dilestarikan oleh yang bersangkutan sebagai ciri khas. U kalau mabuk jangan ngomong ngacau bro!". Cuplis mulai berapi-api menanggapi pembicaraan Paijo.
"Nyonge belum mabuk man, baru kemasukan seperempat botol hehehee.... dan ucapanku tadi serius. Kalian tahu, kenapa warung bu Entin tutup?".Cuplis hanya mengangkat bahu sebagai isyarat tak tahu, seman Endro meraih botol yang dikeluarkan Paijo dari tas pingganya kemudia menegaknya seakan tak mau tahu dengan obrolan kedua temannya.
"Karena bahan-bahan pokok untuk membuat mendoan seperti minyak tanah, minyak goreng, tepung terigu dan kedelai sebagai bahan tempe harganya semakin mahal dan susah di dapat. Bu Entin akhirnya memilih menutup warungnya karena tidak mampu membeli bahan-bahan tersebut, kalaupun ada dana untuk membeli, bu Entin kebingungan dalam menjual barang dagangannya karena jika harganya di naikan mengikuti harga bahan pembuatan tidak ada yang mau membeli dan jika ukurannya diperkecil dari biasanya, ga ada yang tertarik untuk membeli, lagi pula daya beli masyarakat lagi turun karena dialihkan untuk membeli kebutuhan yang lebih penting. Dan warung-warung mendoan yang lain senasib dengan warung bu Entin, gulung tikar!". Paijo menyalakan sebatang rokok milik Cuplis kemudian melanjutkan ocehannya: "Sementara sampai sekarang tidak ada upaya yang jelas dari para pejabat dan pengusaha untuk menekan kenaikan harga barang-barang tersebut. Mereka justru sibuk mencari posisi dengan monopoli pasar dan menebar opini tentang pemekaran daerah yang membingungan orang kecil seperti kita-kita ini. Seakan udah tradisi bahwa setiap mendekati pemilu segala sesuatu dipolitisir sebagai tumpangan aksi politik".
"Minyak tanah langka karena emang ada program konversi ke gas yang menurutku cukup baik karena minyak semakin menipis sementara gas belum dimaksimalkan". Endro mulai tertarik dengan pembicaraan Paijo.
"istilah yang keren, KON VER SI, tapi sangat menakutkan, apa ga ada istilah yang membumi? apa yang mutusin memakai istilah itu lupa bahwa kemiskinan bangsa ini telah menyeret masyarakat bawah terjerumus ke dalam kebodohan yang jangankan untuk belajar bahasa inggris untuk sekedar mencari makan aja susah. U baca koran hari ini, di suatu daerah banyak warga yang kebingungan karena didata untuk mendapatkan tabung gas geratis tapi belum mendapat sosialisasi tentang manfaat dan dampak konversi gas. Dan yang paling dekat dengan kita, bu Entin, lihat kompor meleduk aja bingung gimana cara mengatasinya gimana jika disuruh mengoperasikan kompor gas yang jika bocor cukup berbahaya".
"U nonton TV cuma gosib dan sinetron sih, di TV udah ada iklan yang menunjukkan cara pemakaian kompor gas itu gampang dan hemat". Endro mencoba membantah opini Paijo.
"U juga lupa bahwa yang namanya iklan itu dipercantik agar yang lihat terpikat, tapi lihat kenyataan yang terjadi, harga gas sekarang ikut naik man, dan kompor gas yang rusak ga mudah diperbaiki oleh orang awam seperti suaminya bu Entin yang hanya tahu cara menggenjot becak. Dan terpikir ga nasib para pengrajin kompor minyak, apa akan ada kursus bagi mereka supaya bisa membuat kompor dan tabung gas? enggak kan?! Mereka mau tidak mau harus mengalah, lahan kerjanya diambil alih oleh pengusaha besar yang mampu membuat pabrik pembuat kompor dan tabung gas. Dan mereka akan kesulitan mencari kerjaan baru dijaman sekarang, dimana untuk kerja jadi tukang batu aja 'harus ada yang membawa', nepotisme gitu deh". Paijo menegak minumannya dengan semangat, seakan haus yang sangat setelah ngoceh lama.
"Ya, apa yang U kata keren, apalagi terucap dari pemabuk sepertimu. Emang bener kata orang bijak:'meskipun keluar dari dubur ayam tapi telur itu baik'".
"Eit, tunggu dulu. mulutku tak peparah dubur ayam man".
"Hahaha...kaak ...kkakkk". untuk kesekian kalinya Endro dan Cuplis tertawa bareng.
"Gimana dengan tepung terigu bro?" Cuplis mengalihkan bahan pembicaraan.
"Saya ga ada komentar, negara saya ga menanam gandum seperti mananam padi dan kedelai".
"Idem dengan paijo, setahuku emang gandum diimpor dari luar sehingga harga dan jumlahnya di pasaran tergantung oleh importir dan bea cukai yang diputusin eloh pemerintah. Entah siapa yang diuntungkan selain importir dari kenaikan harga gandum, tapi yang jelas rakyat kecil yang dirugikan".
"Setahu saya kedelai juga diimpor dari luar man". paijo merasa buntu dengan bahan pembicaraan megenai gandum.
Setelah menegak miras, Cuplis cepat-cepat merespon: "Beda bro, kita hanya mengimpor kedelai 60 persen dari total kebutuhan kita, jadi masih lumayan 40 persennya masih dapat dipenuhi oleh petani kita".
"Lumayan dan sebentar lagi lu manyun! karena para petani kita akan meninggalkan kedelai dan lebih tertarik menanam tanaman lain yang lebih menjanjikan. Kedelai perawatannya susah, rawan penyakit dan semakin susah karena pupuk selalu mahal sehingga banyak pupuk palsu beredar di pasaran. Namun saat panen harga kedelai akan turun jauh karena kalah kualitas dengan kedelai impor yang harganya lebih murah".
"Tepuk tangan untuk Endro..... U bakat jadi menteri pertanian". Sambil terpingkal-pingkal Paijo bertepuk tangan kecil lalu mengambil botol miras yang ada di tengah-tengah mereka.
"Saya ga ngerti dengan negara kita ini bro, katanya negara agraris tapi kok segala kebutuhan pokok hasil pertanian seperti beras, gula bahkan jagung mengimpor dari luar. Apasih yang kita lakukan selama ini terhadap tanah air kita yang katanya subur makmur?!". Miras mulai membuat Cuplis tak mampu mangotrol dirinya.
"Jangan tanya saya man, tanya Endro sang menteri pertanian" Paijo pun mulai kehilangan keseimbangannya, tubunya mulai tersandar di dinding yang penuh dengan coretan cat.
"Saya juga ga ngerti coi, padahal jauh-jauh hari Organisasi Pangan Dunia (FAO) udah mewanti-wanti kepada semua negara di dunia bahwa akan terjad kekacauan perdagangan komoditas pertanian seperti saat ini. Dan FAO juga telah menyatakan bahwa negara yang berpanduduk lebih dari 100juta orang seperti negara kita ini tidak akan pernah dapat menyejahterakan rakyatnya jika pemenuhan pangannya selalu dai impor. jadi jangan kaget jika kita akan sering mengalami kekacauan harga pangan seperti saat ini". Endro meraih botol miras yang berada didekat Paijo yang mulai meredupkan matanya, menegak semua isi botol yang masih tersisa.
"Berarti kita bakalan kere seumur-umur dong man, apalagi jika pemerintah kita tidak betindak capat dan tepat, anak-cucuk kita bakalan jadi generasi kere sepanjang jaman?!".
Cuplis mulai terkapar, namun ia masih ikut nimbrung:" Kita ini seperti setan bro! hanya bisa menghujat tanpa bisa ngasih solusi".
"U bener Plis, terus apa yang akan U lakukan Jo untuk menyelamatkan cintamu pada mendoan? demo atau mogok makan?".
"Nyonge ga bisa seperti mahasiswa yang bisa orasi penuhhujatan untuk para pejabat. Dan ga mungkin mogok makan, gak mogok aja udah jarang makan, apalagi jika harga-harga semakin mahal, semua orang miskin di negara ini akan "mogok" makan karena terpaksa".
"Terus apa yang akan U lakukan, garuk-garuk kepala doang?!".
"nyonge akan pasang sepanduk di bekas warungnya bu Entin dengan tulisan 'MENDOANKU SAYANG MENDOANKU MALANG' man!".
HAHAHAHAAAA.......AKKaaakkkKk
mereka semua tertawa.
"Mudah-mudahan ada yang tertarik bikin dokumeternya seperti dinosaurus yang dah punah itu"
HAHAHHAAAAA ......AKAKKAkkkakaakk
mereka semakin terpingkal-pingkal dan kemudian hening terbawa angan-angan masing-masing.
"Hidup ini emang akan lebih indah jika persoalan yang fundamental tidak dapat terselesaikan man". Kata-kata Paijo semakin membuat mereka tengelam kedalam keheningan yang semakin dalam.........................
(khayalan tengah malam by:'On-Jan'08)

No comments: