Thursday, February 7, 2008

senja valentine

1402'01
perjalanan pulang
terlihat.....
bara emosi berkobar di antara mereka
"Sepasang Kekasih Putih-Abu-abu"
lama......
tak padam oleh hujan
lama......
tak diam oleh pandangan
lama.......
by:'on-Solo


Beberapa hari yang lalu aku terpaksa pindahan kamar karena kamarku yang sempit tak mampu lagi menampung buku-buku dan tumpukan kertas yang kukumpulkan. Sekarang kamarku cukup luas, tak harus melipat busa/kasur untuk sujud pada Yang Esa atau menolak teman yang ingin masuk kamar karena tak ada tempat untuk duduk. Namun sepertinya aku harus selektif dalam mengumpulkan buku/kertas jika tak ingin kamar yang ukurannya 3x3.5m ini penuh lagi seperti kamar yang lama.
saat memilih kertas-kertas yang mau kubuang, aku menemukan catatan di atas dan anganku pun melambung, mengingat kembali peristiwa saat itu:
Hujan mengguyur kota Solo waktu aku sampai di terminal Tirtonadi. entah kenapa, saat itu aku menyukai dan menikmati pemandangan air hujan yang meriah, bening, ribuan, dan seakan saling mendahului untuk segera melampiaskan rindu pada sang bumi. Mungkin saat itu aku sedang kelelahan setelah hampir dua jam duduk sendirian di bus dalam perjalanan Jogja-Solo tanpa ada yang bisa diajak ngobrol, sehingga gemericik air hujan seakan menjadi sahabat waktu kecil yang telah lama tak bersua. Aku tersenyum...... tiba-tiba sepereti anak umur lima tahun yang ingin bermain bola di bawah guyuran hujan, saling dorong dengan teman sebaya dalam kubangan lumpur, dan tertawa bersama.....
Ternyata aku masih sendiri. Orang-orang di sekitarku menghujat hujan yang manghambat aktifitas mereka. Aku merasa terhimpit di antara suara-suara gaduh yang berhamburan ke luar dari mulut mereka, dan mataku berlarian ke sana-ke mari, mencari teman senasib untuk berbagi. Kulihat sepasang manusia muda berseragam putih-abu-abu bertengkar di bawah guyuran air hujan yang semakin deras, saling tuding dan berteriak, namun tak kudengar apa yang mereka bicarakan. lama kulihat mereka. Dari anganku mereka sepereti dua pendekar samuarai yang saling beradu jurus-jurus sakti tingkat tinggi, dentingan suara pedang beradu menyayat-nyayat badai yang menggulung mereka sore itu.
Aku tertunduk. Pedang mereka sama-sama menusuk jantung lawan, mereka roboh, darah segar yang mengalir dari tubuh mereka membentuk gambar hati yang retak dan meleleh di atas air hujan. Valentine yang tragis!
Bulan ini banyak anak muda menyibukan diri untuk menyabut untuk merayakan valentine. Ada yang berencana jalan bareng sama pacar dan ngasih hadiah kejutan, saling tukar kado dengan pacar, membuat pesta kecil-kecilan bareng teman-teman, dan lain-lain. Lalu aku bertanya pada diri sendiri: apa yang akan kulakukan? Belum sempat kutemukan jawaban atas tanya itu, muncul lagi pertanyaan yang lebih membuatku tertarik untuk mencari jawabannya: Apa itu valentine?
Menurut beberapa temen, valentine adalah hari kasih sayang, hari berbagi rasa sayang kepada pacar/pasangan tau lebih luasnya kepada keluarga, orang-orang yang kita sayangi dan kepada sesama makhluk Allah. Dengan semangat mereka menjelaskan tentang berbagi dan seabreg kegiatan yang bisa dilakukan di hari valentine. Namun semua itu tak membuatku terkesan, karena tak ada sekatapun yang menjelaskan kenapa ada valentine? kenapa dirayakan seperti itu? Mereka lupa menjelaskan atau mereka tak tahu?!
Kutemukan jawaban atas tanyaku di situs wikipedia, di sana dijelaskan valentine's day adalah Pesta untuk Santo Valentinus yang dirayakan oleh gereja Katolik Roma setiap tanggal 14 Februari. Pesta ini merupakan sebuah usaha untuk mengungguli hari raya pra-kristen, Lupercalia (sebuah perayaan untuk lupecus atau dewa kesuburan) yang masih diperingati di Roma setiap tanggal 15 Februari pada waktu itu (abad ke 5). Valentinus adalah seorang Santo yang dipenggal kepalanya karena menolak untuk menangkal Yesus di depan Kaisar Claudius pada tahun 280, namun ada pula yang mengatakan karena Santo Valentinus menikahkan serdadu Romawi yang berarti menentang perintah kaisar yang melarang serdadu romawi untuk menikah.
Sebelum akhir abad pertengahan, hari valentine tidak diasosiasikan dengan cinta yang romantis. Dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta adalah pada abad ke 14 di Inggris dan Prancis dimana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. kepercayaan ini ditulis dalam karya sastrawan Inggris pertengan ternama yaitu Geoffrey Chaucer. Pada abad pertengahan ini agama berkembang sangat pesat dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia termasuk pemerintahan. Sehingga pada abad ini pula dibangun sistem Perang Salib untuk mempertahankan pemerintahan Eropa dari desakan pengruh pemerintahan Islam dari Timur Tengah.
Pada tahun 1969 hari raya Santo Valentinus ini dihapus dari kalender gerejani, sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-usulnya dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja (asal-usul Santo Valentinus memang masih menjadi perdebatan), namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
Sedangkan menurut Buletin Dakwah Al Tawaid yang kubaca hari jumat kemarin, di sana dijelaskan bahwa valentine's day-menurut salah satu versi ensiklopedi-adalah hari untuk memperingati kematian Pendeta St. Valentine yang dihukum mati karena menentang Kaisar Claudius II yang melarang pernikahan di kalangan pemuda. Dan menurut Syaikh Muhammad al-Utsaimin, umat Muslim tidak boleh merayakan hari valentine karena alasan berikut:
pertama; itu merupakan hari raya bid'ah yang tidak ada dasar hukum dalam syariat Islam.
kedua; itu dapat menyebabkan hari sibuk dengan perkara-perkara rendahan yang sangat bertentangan dengan petujuk para salaf shlih (pendahulu kita).
Menurut beliau, hendaknya setiap Muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak menpunyai pegangan dan ikut-ikutan, kerena dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka.
.........aku menggaruk kepalaku yang tak gatal. Sungguh! Blog ini tidak untuk menghakimi orang lain (temen-temen Muslim yang merayakan valentine), tidak ada niat dan bukan kapasitas saya untuk itu. Saya hanya mencari jawaban atas pertanyaan yang ada di otakku.
Seperti yang sudah-sudah, masih ada pertanyaan yang menyusul: Kenapa Kaisar Claudius II melarang pernikahan di kalangan pemuda? Apakah karena seseorang yang masih muda dipandang egonya masih tinggi dan labil, masih mencari jati diri atau mungkin secara ekonomi belum mapan karena masih tergantung pada orang tua? Lalu apa alasannya jika yang dilarang menikah para serdadu romawi? apakah karena yang menikah konsentrasinya dianggap terbelah antara mengabdi pada Kaisar dan keluarga?
ENTAHLAH......... (harus lebih giat membaca dan cari info!!)

No comments: