Thursday, August 28, 2008

God Spot (tempat iman dalam otak)

Pada tahun 1997 lalu, Prof. Vilyanur Ramachandran, ahli saraf berdarah India, bersama timnya dari Universitas California di San Diego Amerika Serikat, mengumumkan penemuannya mengenai God Spot pada otak manusia. Penemuan ini setidaknya juga telah memperkuat penelitian serupa pada tahun 1990 yg telah dilakukan oleh Dr. Michael Peringer, neuro-psikolog dari Kanada. Dia pun telah berhasil membuktikan tentang lokus bagi spiritualitas atau "titik Tuhan" pada bagian otak manusia, yaitu bagian otak yg merespons ajaran moral keagamaan dalam lobus temporal atau sekitar pelipis seseorang.
Pada awalnya, proses penemuan God Spot ini sedikit dramatis. Awalnya titik itu hanya ditemukan pada penderita epelipsi/ayan, ketika mereka sedang terserang oleh penyakit tersebut. Saat itu mereka sedang mengalami halusinasi, & setelah sadar, pengalaman itu dihubungkan dengan pengalaman menyenangkan & cenderung mengarah ke pengalaman mistis yg dalam & kuat. Seorang pasien menyeritakan bahwa ia seperti menemukan "sesuatu yg terang, yg mempesona seperti kristal". Pasien lain juga mengalami "perasaan terhanyut yg mempesona, sehingga semua hal di sekitarnya seperti sirna".
Ramachandran & timnya kemudian melanjutkan eksperimennya dengan memeriksa gelombang otak penderita itu saat mereka mengalami gangguan, dengan memasang sensor di bagian dahi & memonitornya melalui layar komputer. Di sana, para ahli tersebut menemukan bahwa pada saat mereka mengalami gangguan, muncul pancaran gelombang yg kuat dari satu titik di lobus temporal bagian otak yg berada persis di belakang tulang dahi. Ketika daerah itu diberi dengan rangsangan magnetis, hasilnya sangat mencengangkan karena daerah tersebut berkaitan juga dengan beragam pengalaman mistis, pengalaman terlepasnya ruh dari tubuh, pengalaman masa lalu, & pengalaman UFO. Para penetili juga menemukan bahwa daerah itu juga berkaitan dengan kegiatan perdukunan, termasuk pula aktivitas ketika terangsang oleh tetabuhan ritmis dalam upacara keagamaan.
Tidak hanya itu. Penyelidikan diteruskan pada sejumlah sukarelawan yg sehat. Ketika mereka khusyuk dalam renungan tentang Tuhan & hal2 yg berkaitan dengan-Nya, para ahli menemukan pancaran yg sama & di tempat yg sama pula pada mereka yg menderita epelipsi itu. Menurut Ramachandran & timnya, rupa2nya ada jalur khusus saraf yg berhubungan dengan agama & pengalaman religius.
Sebagaimana pengalaman Erich Fromm sebelumnya, aktivitas khusus lobus temporal itu menjadi bukti bahwa beragama, atau lebih tepatnya relegiositas, memang sudah menyatu dengan diri manusia. Manusia tidak bisa menghilangkan sifat relegiositasnya, walaupun--mungkin saja-- ia tidak menganut agama formal (agama institutional).
Penamua God Spot atau bagian otak yg bertanggung jawab terhadap respons2 spiritual & mistis manusia ini, setidaknya mengingatkan kita akan informasi dari Al-Qur'an perihal Nabi Ibrahim yg hanif, yg tidak menganut agama formal, namun memiliki religiositas yg tinggi. Jadi, salah satu titik temu kemanusiaan adalah religiositas itu ada pada semua manusia & sudah hardwired (terpatri) dalam otak masing2 manusia.
Penemuan ini sejalan pula dengan penjelasan Al-Qur'an tentang fitrah manusia, yakni bahwa Allah telah menciptakan manusia dalam keadaan memiliki potensi untuk mengenal-Nya & memenuhi tuntunan2-Nya. Rupa2nya, naluri ber-Tuhan pada manusia tidak hanya bersifat konseptual normatif, tetapi juga teknis konkret. Untuk mengenal Tuhan, manusia tidak hanya diberi software berupa ajaran2 agama, tetapi juga hardware, dalam hal ini lobus temporal otak. Perangkat keras ketuhanan itu akan berfungsi secara lebih baik bila perangkat lunaknya juga dihidupkan.
Setidak2nya, terdapat empat bukti penelitihan yg memperkuat dugaan adanya potensi spiritual & hardware Tuhan dalam otak manusia:
Pertama, osilasi 40Hz yg ditemukan oleh Denis Pare & Rudolpho Llinas, yg kemudian dikembangkan menjadi spiritual intelligence oleh Danah Zohar & Ian Marshal.
Kedua, alam bawah sadar kognitif yg ditemukan oleh Joseph deLoux & kemudian dikembangkan menjadi emotional intelligence oleh Daniel Goleman serta Robert Cooper dengan konsep suara hati.
Ketiga, God Spot pada lobus temporal yg ditemukan oleh Michael Persinger & Vilynur Ramachandan.
Keempat, somatic marker (penanda somatis) oleh antonio Damasio.
(dari buku "Melogikakan Rukun Islam" penulis Imam Musbikin)

1 comment:

Unknown said...

Wah titik tempat tuhan/ALLAH bersemayam sudah di temukan di otak .. lalu di mana letak surga itu ? apa ada gelombang otak yang belum di temukan ? #mohon di cerahkan