Saturday, March 15, 2008

kebangkitan dan pencerahan


(Untuk kesekian kali, blog ini hanya jadi layar bagi mereka yang pantas untuk berkata-kata. Berikut ini tulisan Pir Vilayat Inayat Khan dalam karyanya yang berjudul "Awakening: A Sufi Experience" yang diterjemahkan oleh Rahmani Astuti menjadi "Membangkitkan Kesadaran Spiritual: Sebuah Pengetahuan Sufistik")
Merasa tentram bersama Tuhan. Menjadi seperti bayi di dalam buain Tuhan. Menjadi anak sang waktu. Bernafas dengan lega. Semua ini adalah sebagian dari jawaban para Sufi ketika ditanya "Apa arti menjadi seorang Sufi?"
.................................
Bayangkan sejenak bahwa Anda seorang pendatang dari tempat yang sangat jauh di Alam Semesta, yang baru saja mendarat di bumi. Jika Anda membangkitkan kembali kenangan akan dunia yang Anda tinggalkan, Anda akan memiliki pengetahuan langka yang tidak dimiliki oleh kebanyakan penduduk planet kecil ini: perspektif yang luas dan pandangan menyeluruh mengenai misteri eksistensi. Sesungguhnya, Anda adalah bagian dari Alam Semesta-bukan hanya dunia fisik, melainkan seluruh tingkat dan lingkup realitas. Mungkin Anda memutuskan untuk datang ke bumi karena Anda ingin merasakan lingkungan yang unik. Atau, motifasi Anda adalah membuat tanda, atau meningkatkan keadaan umat manusia. Namun, untuk dapat menyelesaikan tugas ini, Anda perlu memiliki tubuh yang tercipta dari tubuh kedua orangtua Anda dan para leluhur Anda. Sejalan dengan berlalunya waktu, Anda semakin pandai menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan sosial Anda---Anda bekerja keras, jatuh cinta, menjalin persahabatan, membangun keluarga, dan berkelana ke seluruh dunia. Lambat laun, kenangan akan rumah Anda yang sejati mulai menghilang dari kesadaran Anda, hingga akhirnya lenyap sama sekali.
Untuk sesaat, kehidupan Anda di bumi berjalan lancar; Anda merasa bahagia. Lalu Anda menghadapi krisis besar; goncangan pribadi, dan kehidupan tampaknya tidak lagi begitu pasti. Anda mulai merasa gelisah dan cemas. Keadaan hidup Anda membuat Anda frustasi, dan Anda merindukan kebebasan. Tergerak oleh nostalgia akan sesuatu yang bahkan tidak Anda ketahui apa namanya, Anda mulai memandangi bintang-bintang, Anda juga mulai merasakan kedekatan dengan pepohonan, kupu-kupu, matahari,hewan, dan burung. Di bawah bentangan langit yang luas dan di tengah kelembutan alam, anda menemukan lagi sesuatu dari diri Anda yang telah terlupakan. Dengan diliputi perasaaan takjub dan kekaguman, Anda mulai menjalin dialog di dalam diri sendiri mengenai hakekat realitas, dan mempertanyakan sumber dari seluruh keindahan, penderitaan, dan misteri penciptaan. Sesuatu yang sulit dipercaya tampaknya ada di balik permukaan dari segala hal--namun jawabannya tidak bisa Anda peroleh, luput dari jangkauan realitas Anda.
Lalu secara tiba-tiba, setelah bertahun-tahun mencari, semua kenangan mengenai eksistensi Anda sebelumya kembali mendatangi Anda dalam sekilas kebangkitan. Seperti menemukan kembali benda bersejarah yang sangat berharga di balik lapisan debu tebal, Anda menemukan kembali diri Anda yang sejati, jati diri Anda yang sesungguhnya, yang telah terkubur dan terlupakan di kedalaman alam bawah sadar Anda. Sekali lagi, Anda dapat melihat melalui perspetif yang terbentang luas dari diri kosmik ini, dan bukannya melalui sudut sempit jati diri Anda di bumi. Seakan-akan selubung dibukakan di depan mata Anda; Anda memiliki kecerdasan bagaikan sinar-X yang dapat menembus kebenaran yang tersembunyi oleh tabir penciptaan--penyingkapan dari kemuliaan Alam Semesta--Wujud yang Satu yang kita sebut Tuhan. Mujizat itu adalah bahwa ketika Anda terjaga, maka, demikian pula Alam Semesta. Dari tarian atom dan koreografi bimasakti hingga merekahnya sekuntum bunga dan perjuangan untuk meraih penghargaan diri dari orang-orang yang telah dihancurkan oleh kehidupan, seluruh kosmos yang menggemakan dengan jelas seruan itu, "bangkitlah!" Dan meskipun Anda mendapati bahwa Anda telah memiliki tubuh, kepribadian, hubungan, dan tanggung jawab yang sama seperti sebelumnya, pengalaman Anda menghadapi situasi ini telah berubah secara dramatis: kesadaran Anda telah menjadi lensa yang melaluinya Tuhan memandang dunia fisik; Anda telah menjadi "mata yang melaluinya Tuhan melihat." Penglihatan Anda adalah penglihatan Ilahi.
Dalam kisah perumpamaan ini terkandung esensi tasawuf-kisah tentang turunnya jiwa ke dalam eksistensi, pengalamannya dalam penderitaan yang diakibatkan oleh perpisahan dari keberadaannya yang sejati, dan perjalanan kebali dan kesadarannya kembali pada hakekat Ilahiahnya. Sebab sejak jiwa mendapatkan bentuk fisiknya, kenangan akan lingkungan samawi tempat dia berasal menjadi kabur; kita hanya mengingat hal-hal yang terjadi pada diri kita sejak kita dilahirkan. Tetapi pengetahuan yang hilang mengenai Alam Semesta tetap tersimpan di alam bawah sadar kita. Seperti pakar arkeologi yang mengorek-orek melalui lapisan-lapisan batuan, kita dapat menemukan kembali pengetahuan itu dengan memperdalam dan memperluas kesadaran kita melalui meditasi, salat, dan pemujaan. Kita dapat merasakan bagaimana keadaan kita sebelum lahir ketika kita melihat cahaya di mata seorang bayi dan berpikir, seperti sering saya alami:"Aku pernah melihat ini sebelumnya. Aku ingat itu."
Sesungguhnya, rahasia tasawuf adalah beralih dari sudut pandang pribadi kita yang sempit ke sudut pandang Ilahi. secara sederhana, keberadaaan kita terdiri dari dua kutub kesadaran: diri individual yang pribadi sifatnya, dan diri Ilahi yang lebih mulia. Di dalam kutub dimensi kesadaran pribadi itulah kita mengalami kendala dan batasan. Sementara kita mengira bahwa keadaan kita merupakan penyebab frustasi ini, penyebab yang sesungguhnya adalah karena kita tidak sadar akan diri kita yang lebih mulia. Jadi tujuan meditasi adalah menghubungkan kembali diri pribadi kita dengan dimensi trans-personal dari keberadaan kita ini.

No comments: